Senat Universitas Brawijaya (UB) secara resmi mengukuhkan Guru Besar (Profesor) baru bagi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) yakni Prof. Dr. dr. Yuyun Yueniwati P.W., M. Kes, SpRad (K) dalam kegiatan pengukuhan Guru Besar yang di hadiri oleh seluruh Senat UB pada Kamis (12/10) di Gedung Widyaloka.
dr. Yuyun sapaan akrab dari wanita kelahiran Batu pada tahun 1968 ini, merupakan guru besar FKUB ke – 15 yang berasal dari Ilmu Radiologi bidang peminatan Neuroradiologi.
Dalam pidato pengukuhan Jabatan Guru besarnya Ia mempresentasikan judul “Peran Radiologi Deteksi Dini Aterosklerosis Sebagai Paradigma Baru Penatalaksanaan Stroke Iskema”.
Menurut Ibu dari 3 anak yang saat ini juga menjabat sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FKUB tersebut, Stroke merupakan kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terputus akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah, sehingga terjadi kematian sel pada sebagian area di otak dan kondisi kesehatan seperti ini membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat.
Selanjutnya, pada dekade terakhir stroke banyak terjadi pada usia yang semakin muda dan rata-rata terjadi pada usia yang masih produktif. Stroke sendiri bukanlah suatu penyakit yang tidak dapat disembuhkan atau tidak dapat dicegah, akan tetapi penatalaksanaan stroke harus komprehensif dan terpadu, apabila stroke dapat dideteksi secara dini dan penatalaksanaan yang tepat maka prognosis akan lebih baik.
Lebih dari 87% kasus stroke disebabkan karena kurangnya asupan darah, disebut juga iskemia akibat adanya sumbatan pada pembuluh darah karena thrombosis atau emboli, lalu 13 % sisanya merupakan stroke akibat pendarahan yang disebut hemorrhagic yang terjadi karena pecahnya pembuluh darah otak. Sedikit berbeda dengan data epidemiologi secara umum didunia dan di Indonesia sekitar 67% kejadian stroke adalah stroke Iskemia.
Stroke merupakan kondisi kesehatan serius yang membutuhkan penanganan segera dan menjadi penyebab kematian terbanyak kedua di dunia dan merupakan penyebab kecacatan utama pada usia produktif. Di Indonesia, stroke menjadi penyebab kematian utama diatas usia 5 tahun, Umur rata –rata penderita stroke adalah 58,8 tahun, kejadiannya meningkat sesuai dengan pertambahan usia dan resiko terjadinya stroke meningkat dua kali setiap dekade setelah umur 55 tahun. Berdasarkan data Balitbang pada tahun 2013 Riset Kesehatan Dasar mencatat penderita stroke pada usia 15 – 24 tahun mencapai 0,2% dari keseluruhan populasi dan merupakan angka yang cukup tinggi, terangnya.
Sementara itu di Malang berdasarkan data dari Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar Malang menunjukkan rata –rata umur penderita yang masih muda pada tahun 2009 penderita stroke iskemia antara usia 20 – 60 tahun dengan usia rata –rata 58,8, sedangkan pada tahun 2010 penderitanya antara usia 24 – 90 tahun dengan usia rata-rata 48 tahun.
Pada stroke iskemia, aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis yakni penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah atau pembekuan darah yang menyumbat darah ke otak baik besar maupun kecil. Penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang menuju otak.
Stroke iskemia atau stroke akibat kurangnya suplai darah ke otak, merupakan akibat yang ditimbulkan secara umum oleh penyempitan pembuluh darah yang disertai pembekuan darah dipembuluh darah otak, baik yang besar maupun yang kecil. Penyumbatan pada stroke iskemia bisa terjadi disepanjang pembuluh darah arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak terjadi disepanjang jalur pembuluh darah arteri yang bernama arteri carotis interna dan arteri vertebralis yang merupakan cabang dari lengkung pembuluh aorta jantung.
Suatu endapan lemak (ateroma) bisa terbentuk didalam pembuluh darah arteri carotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaaan ini sangat serisu karena setiap pembuluh darah arteri carotis dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak. Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir didalam darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil.
Berikut adalah Curriculum Vitae (CV) Prof. Dr. dr. Yuyun Yueniwati P.W. M.Kes, Sp.Rad (K) lulus SD Negeri Ngaglik 1 Batu (1980), Lulus SMP Negeri 1 Batu (1983), Lulus PPSP IKIP Malang (1986), selanjutnya lulus dokter umum di FKUB (1994), Lulus Magister Ilmu Faal Program Pasca Sarjana Unair (2000), Lulus Spesialis 1 (SP1) Radiologi FK Universitas Indonesia pada tahun 2007, Lulus Doktor Ilmu Kedokteran Unair (2012) dan lulus subspesialisi Konsultas Neuroradiologi Kepala Leher (Kolegium Radiologi Indonesia), (2013).
Selain mengenyam bidang pendidikan formal Yuyun juga melanjutkan pendidikan tambahan (non formal) seperti pelayihan ataupun setrifikasi tambahan baik di dalam maupun luar negeri dan mendapat beberapa penghargaan dari beberapa karya ilmiah yang ditulisnya serta penelitian dan pengabdian masyarakat yang telah dilaksanakannya.
Setelah dikukuhkan oleh Senat UB acara dilanjutkan dengan Tasyakuran di Gedung Graha Medika FKUB yang dihadiri oleh Dekan beserta para Wakil Dekan, Para Guru Besar FKUB, Staf Pendidik dan Kependidikan, serta Mahasiswa dan para tamu undangan. (An4nk – Humas FKUB)